Ada Yang Lain di Senyummu

“Jantung berdebar kencang. Muka merah merona. Perlahan tapi pasti kugerakkan dengan hati-hati benda itu. Kepuasan pun akhirnya kudapatkan…”

Dear Blog,

Gw mau flashback bentar,

Seorang teman pernah bertanya kepadaku: “Van, kamu punya film bokep (blue film-red.), ga?” OMG! (Oh, My God!-red) Emangnya gw keliatan ky cowo ga baik-baik, ya? Jangankan punya, nonton pun hampir tidak pernah. Dikit-dikit sich pernah ga sengaja kalau pas nonton DVD Amerika, coz kayanya bagi mereka hubungan sex dalam film tuch udah kaya garam, gula, merica, MSG (Monosodium Glutamat, nama lain pecin-red.), tomat, daun bawang, sledri, air, dan bayam dalam sebuah sayur bayam, tak lengkap rasanya tanpa adegan begituan. Paling kalau udah masuk adegan kaya gitu DVD-nya dipercepat atau gw cuma ngeliat textnya doank supaya ga kehilangan alur. Tapi jelas, ngeliat kaya gituan tuch dosa. Lagian apa ramenya sich nonton blue film yang udah jelas awalnya kaya gimana, tengahnya kaya gimana, dan akhirnya kaya gimana. Ga musim tau! Tapi, untuk menghormati teman tersebut, gw cuma bilang “Ga punya”.

Sebel juga ditanya kaya gitu. Emangnya gw tuch kaya pria hidung belang, ya? Aku memang pecinta wanita, tapi ‘ku bukan buaya. (Plus pecinta buaya tapi bukan wanita). Takut disangka pria hidung belang, akhirnya di sela-sela belajar buat UTS kalkulus kemarin, gw mencari tahu tentang pria hidung belang. Uniknya, ternyata pria hidung belang tuch hidungnya sama sekali ga belang, bahkan terkadang mulus juga tanpa komedo. Tapi, kalau di film-film, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kaum lelaki lain, pemeran pria hidung belang tuch berkumis, loh!. Mungkin itu juga yang menyebabkan gw disangka pria hidung belang. Soalnya gw itu berkumis. Bukan sengaja dirawat atau bukan karena gw ga mau ga cocok dengan lagu Ratu (di dadaku ada kumismu-red.), tapi belum pernah dicukur aja. Serem juga kalau mikirin ada jerawat yang nyelip terus luka pas dicukur. Namun, akhirnya kubulatkan tekat, kubangkitkan semangat, bagaikan pahlawan yang hendak berperang di medan laga. Gw mau cukuran!

Hampir sebulan membeli peralatan, gw belum bercukur juga. Bagaikan pertempuran asli, halangan-rintangan selalu membentang. Dari jerawat yang muncul, sampai hilangnya pisau cukur sebanyak dua kali. Gw tak menyerah, Radja (sebutan untuk pembaca blog ini, lihat edisi sebelumnya-red)! Akhirnya, Sabtu ini, tanggal 25 November 2006, gw, Ivan Nugraha, dengan ini menyatakan, “Gw dicukur, bo!” Pertama-tama, gw olesi krim di sekeliling kumisku. Lalu, saat yang menegangkan dimulai. Jantung berdebar kencang. Muka merah merona. Perlahan tapi pasti kugerakkan dengan hati-hati benda itu. Kepuasan pun akhirnya kudapatkan. Kucuci lalu ku-lap sampai kering. Setelah itu gw bercermin.

OMG! (Oh, Meteor Garden! -red). Cakep banget! Kaya bintang Meteor Garden! Coba dech kalau Sancay lihat, pasti gw keringetan, coz dikejar dia yang ingin meluk gw. Sebelum gw akhiri pandangan pada cermin, gw bergumam, “Ada yang lain di senyummu”.

(Copyrights 2006 by Ivan Nugraha)